Sabtu, 22 November 2014

Putri Klara dan Sayembara



By: Felisha & Usawa
          Pada zaman dahulu di sebuah kota yang sangat terkenal, berdirilah sebuah istana yang cukup megah. Istana itu bernama Istana Pelangi. Istana itu dipimpin oleh Raja Robbet dan Ratu Jasmine. Mereka memiliki seorang putri yang bernama Putri Klara. Ia mempunyai seekor kucing yang cantik bernama Catty.
          Pada suatu hari terdengar kabar bahwa 2 hari lagi di halaman Istana Konstantin akan diadakan sayembara memasak kue. Pemenangnya akan mendapat mahkota emas dan diangkat sebagai Putri Cake. Putri Klara yang mendengar hal tersebut sangat tertarik dan berniat untuk mengikutinya. Karena memasak merupakan salah satu hobi yang sangat ia senangi. Lalu tanpa pikir panjang, ia pun segera memberitahukan niatnya dan meminta izin kepada ayahnya.
 “Ayahanda, di Istana Konstantin akan diadakan sayembara memasak kue, bolehkah saya mengikutinya?” kata Putri Klara.
“Boleh saja, selama hal itu baik ayah tidak akan melarang,” kata raja.
“Terimakasih ayah......,” kata putri sangat senang.
Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba, dengan dikawal beberapa prajurit Putri Klara datang ke sayembara itu. Ternyata tidak sedikit putri dari berbagai penjuru yang datang untuk mengikuti sayembara itu. Saat sayembara telah dimulai, Putri Klara dengan semangat membuat adonan kue, mencetak dan menaruhnya dalam Oven. Tak berapa lama kue stroberi yang dihias dengan indah setinggi 1 m telah jadi. Lalu dengan hati yang berdebar-debar putri menantikan hasil penilaian dari para juri.
Sebenarnya tanpa sepengetahuan Putri Klara ada seorang putri yang bernama Putri Safira menfitnah Putri Klara. Karena ia tahu kalau dari sekian banyak putri, Putri Klaralah saingan terberatnya. Sebelum sayembara dimulai ia secara diam-diam mengatakan kepada juri bahwa Putri Klara menggunakan bahan yang berbahaya dalam kuenya. Mendengar hal tersebut, juri secara diam-diam mengamati bahan-bahan yang dipakai Putri Klara. Mereka sempat akan menyatakan Putri Klara didiskualifikasi. Tetapi, tiba-tiba seorang dayang dari Istana Konstantin mendekati juri dan berbisik, bahwa sebenarnya Putri Safiralah yang menaruh bahan berbahaya itu di meja Putri Klara. Karena dayang itu sudah dari awal mengamati gerak-gerik Putri safira yang mencurigakan. Akhirnya juri tidak jadi mendiskualifikasi Putri Klara dan hendak mempermalukan Putri Safira di depan semua peserta.
Pada saat pembacaan pemenangnya, juri memanggil nama Putri Safira dan dipersilahkan maju. Dengan sangat senang ia pun segera maju dan melembai-lambaikan tangan dengan sombongnya. Tapi, hal itu tak berlangsung lama setelah juri menyatakan bahwa dia didiskualifikasi dari perlombaan. Mendengar hal itu, Putri Safira marah dan tidak terima dengan apa yang dikatakan juri. Maka juri pun langsung bertanya,” Apakah masih belum jelas alasan mengapa Anda didiskualifikasi? Jika belum akan saya beritahukan bahwa Anda sebelum perlombaan telah......”
Dengan rasa kesal, marah, dan malu ia pun langsung memotong pembicaraan juri.
”Sudahlah, tidak perlu Anda katakan, saya mengaku bersalah...”, dengan kesal ia pergi meninggalkan Istana Konstantin.
Peserta yang lain yang menyaksikan hal tersebut merasa bingung dan heran, saling berbisik satu sama lain sebenarnya apa yang membuat dia didiskualifikasi.  Tetapi, suara dewan juru yang menggelegar membuat suasana kembali tenang. Dan akhirnya juri memutuskan bahwa Putri Klaralah yang berhak atas mahkota dan julukan Putri Cake. Dengan senang dan kaget Putri Klara maju menerima mahkota dan menyandang sebagai Putri Cake. Ia pulang dengan hati yang sangat senang. Ia tak sabar ingin memberitahukan hal tersebut kepada ayah bundanya.


Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar